BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penggunaan Statistika sudah dikenal sebelum abad 18,
pada saat itu negara-negara Babilon, Mesir dan Roma mengeluarkan catatan
tentang nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga.
Kemudian pada tahun 1500, pemerintahan Inggris mengeluarkan catatan mingguan
tentang kematian dan tahun 1662, dikembangkan catatan tentang kelahiran dan
kematian. Baru pada tahun 1772 - 1791, G. Achenwall menggunakan istilah
statistika sebagai kumpulan data tentang negara. Tahun 1791 - 1799, Dr .E.A.W
Zimmesman mengenalkan kata statistika dalam bukunya Statistical Account of
Scotland. Tahun 1981 - 1935 R. Fisher mengenalkan analisa varians dalam
literatur statistiknya.
Di Indonesia Pengantar Statistika telah dicantumkan
dalam kurikulum matematika Sekolah Dasar sejak tahun 1975. Hal itu disebabkan
karena sekitar lingkungan kita berada selalu berkaitan dengan Statistik.
Misalnya di kantor kelurahan kita mengenal statistik desa, di dalamnya memuat
keadaan penduduk mulai dari banyak penduduk, pekerjaannya, banyak anak, dan
sebagainya.
Kegiatan yang berkaitan dengan statistika dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya suatu perusahaan ingin mengetahui seberapa
disiplin pegawainya dengan mengumpulkan data kedatangan dan kepulangan pegawai,
seorang ibu rumah tangga ingin mengetahui menu masakan sehari-hari selama
beberapa waktu, seorang guru menarik kesimpulan bahwa siswanya telah menguasai
mata pelajaran IPS dari rata-rata nilai ulangan harian, nilai mid semster,
nilai pekerjaan rumah serta nilai ulangan akhir semester serta ibu Ketua PKK RT
ingin mengetahui mengapa beberapa warga RT-nya terkena penyakit Demam Berdarah
dengan mengumpulkan tentang adanya jentik-jentik nyamuk dalam bak mandi dari
warga RT selama beberapa bulan. Contoh-contoh di atas sebenarnya contoh nyata
penggunaan statistika yaitu satu kegiatan yaitu kegiatan pengumpulan data serta
penarikan kesimpulan
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pengantar
pembelajaran statistika perlu dikenalkan pada siswa sejak usia sekolah dasar.
Menurut Winarno (2001: 1) anak-anak usia sekolah dasar belum dapat diajak
berpikir secara mendalam, maka statistika yang diajarkan masih bersifat
pengenalan serta diberikan di kelas tinggi. Hal ini disebabkan karena banyak
digunakan perhitungan-perhitungan, dengan demikian diharapkan dalam belajar
statistika anak tidak merasa terbebani. Untuk itu dalam pembelajaran statistika
hendaknya dikaitkan dengan kegiatan bermain yang digemari siswa ataupun hal-hal
yang dialami siswa langsung. Kegiatan pembelajaran untuk materi statistika
dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas dengan pantauan guru.
Kegiatan pembelajaran yang dipilih diusahakan yang dapat dibayangkan siswa
sesuai dengan lingkungan kehidupan nyata dan alam pikir siswa.
BAB II
DATA
STATISTIKA
A. Pengertian Statistik Dan Statistika
Pada umumnya orang tidak membedakan antara statistika
dan statistika. Kata statistik berasal dari kata Latin yaitu status yang
berarti "negara" (dalam bahasa Inggris adalah state). Pada awalnya
kata statistik diartikan sebagai keterangan-keterangan yang dibutuhkan oleh
negara dan berguna bagi negara (Anto Dajan, Pengantar Metode Statistik). Misal
keterangan mengenai jumlah keluarga penduduk suatu negara, keterangan mengenai
usia penduduk suatu negara, keterangan, mengenai pekerjaan penduduk suatu
negara dan sebagainya. Perkembangan lebih lanjut menunjukkan bahwa pengertian
statistik merupakan suatu kumpulan angka-angka. Misalnya statistik kelahiran,
statitik hasil pertanian, statistik penduduk dan sebagainya. Agar pengertian
statistik sebagai kumpulanangka-angka, tidak mengaburkan perbedaan pengertian
antara kumpulan angka-angka dengan metode sehingga kumpulan angka tersebut
"berbicara". Dalam arti kumpulan angka tersebut disajikan dalam bentuk
tabel/diagram, selanjutnya dianalisa dan ditarik kesimpulan. Ini semua ternyata
merupakan pengetahuan tersendiri yang disebut statistika. Jadi pengertian
statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan, penyajian, pengolahan, analisis data serta penarikan kesimpulan.
Statistika dalam pengertian sebagai ilmu dibedakan menjadi dua yaitu:
1.
Statistika deskriptif (perian)
mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran obj ek yang
diteliti sebagaimana adanya tanpa menarik kesimpulan atau generalisasi. Dalam
statistika deskriptifini dikemukakan cara-cara penyajian data dalam bentuk
tabel maupun diagram, penentuan rata-rata (mean), modus, median, rentang serta
simpangan baku.
2.
atistika inferensial (induktif)
mempunyai tujuan untuk penarikan kesimpulan. Sebelum menarik kesimpulan
dilakukan suatu dugaan yang dapat diperoleh dari statistika deskriptif.
B.
Macam-Macam
Data
1. Pengertian Data
Setiap
kegiatan yang berkaitan dengan statistik, selalu berhubungan dengan data.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian data adalah keterangan yang
benar dan nyata. Data adalah bentuk jamak dari datum. Datum adalah keterangan
atau informasi yang diperoleh dari satu pengamatan sedangkan data adalah segala
keterangan atau informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan.
Dari contoh-contoh yang telah diberikan sebelumnya, dapat diperoleh bahwa
tujuan pengumpulan data adalah:
a.
untuk memperoleh gambaran suatu
keadaan
b.
untuk dasar pengambilan keputusan
2. Syarat Data Yang baik
Untuk
memperoleh kesimpulan yang tepat dan benar maka data yang dikumpulkan dalam
pengamatan harus nyata dan benar, demikian sebaliknya. Syarat data yang baik
diantaranya adalah
a.
Data harus obyektif (sesuadengan
keadaan sebenarnya)
b.
Data harus mewakili(representatif)
c.
Data harus up to date
d.
Data harus relevan dengan masalah
yang akan dipecahkan
3. Pembagian Data
Data yang telah dikumpulkan dari
suatu observasi disebut data observasi(data)
a.
Menurut cara
memperolehnya data dibagi atas:
1)
Data primer
Data yang dikumpulkan langsung oleh
peneliti(suatu organisasi/perusahaan)
Contoh: Pemerintah
melalui Biro Pusat Statistik melakukan sensus penduduk tahun1980 untuk
memperoleh data penduduk negara Indonesia.
2)
Data Sekunder
Data yang
dikutip dari sumber lain
Contoh:
Suatu perusaahan memperoleh data dari laporan yang ada dari Biro Pusat Statistik.
b.
Menurut Sifatnya
1)
Data kualitatif
Data yang
tidak dalam bentuk angka
Contoh mutu
barang di supermarket “X” bagus atau jelek
2)
Data kuantitatif
Data dalam
bentuk angka
Contoh data hasil ulangan mata
pelajaran matematika siswa kelas enam di SD Terban adalah 8,9,6,7,8,9,... Data
kuantitatif dibedakan menjadi 2 yaitu
a.
Data diskrit
Data yang
dikumpulkan merupakan hasil membilang
Contoh
Keluarga pak Amir mempunyai 3 anak laki-
laki
b.
Data kontinu
Data yang
diperoleh dari hasil pengukuran
Contoh berat badan siswa kelas enam
40,5 kg, 45 kg, 37 kg, 35 kg, 39 kg
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan fungsi pertama dari statistika. Kegiatan
pembelajaran pengumpulan data dapat dilakukan dengan pendekatan kombinasi dari
metode pemberian tugas dan belajar kelompok. Contohnya adalah sebagai berikut:
1.
Mencatat banyaknya anggota keluarga
siswa dari kelas VI di suatu SD
a.
Mengumpulkan
Guru membagi seluruh siswa dalam
kelas menjadi beberapa kelompok, dengan setiap kelompok beranggotakan 4-5 anak.
Setiap kelompok tersebut diberi tugas untuk mencatat tentang banyak anggota
keluarganya dari kelompoknya sendiri. Selanjutnya hasil yang diperoleh setiap
kelompok ditulis dalam bentuk tabel. Format tabel sudah diberi guru, sebagai
berikut :
TABEL BANYAKNYA ANGGOTA KELUARGA
DALAM KELOMPOK
Nama Siswa
|
Banyaknya Anggota
Keluarga
|
Shinta
|
5
|
Desi
|
4
|
Ani
|
6
|
Sipa
|
5
|
Erma
|
7
|
Sehingga
diperoleh hasil setiap kelompok. Selanjutnya guru mengarahkan bahwa setiap
hasil pengamatannya juga diberikan kepada kelompok lain. And langkah
selanjutnya hasil dari kelompok-kelompok lain dibuat dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
TABEL BANYAKNYA
ANGGOTA KEUARGASISWA KELAS VI SD
Nama Siswa
|
Banyaknya Anggota
Keluarga
|
Shinta
|
5
|
Desi
|
4
|
Ani
|
6
|
Sipa
|
5
|
Erma
|
7
|
......
|
|
......
|
|
Ika
|
7
|
Pembuatan
tabel di atas merupakan contoh pembuatan tabel satu arah yaitu tabel yang
memuat satu keterangan. Dalam arti memuat satu keterangan tentang banyaknya
anggota keluarga siswa.
2.
Mencatat Buah Yang Disukai Siswa
Guru membagi
seluruh siswa dalam kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri
dari 4-5 anak serta diberi tugas untuk mencatat data tentang buah yang disukai
oleh anggota kelompoknya. Selanjutnya hasil yang diperoleh setiap kelompok
ditulis dalam bentuk tabel. Format tabel sudah diberi oleh guru sebagai berikut
:
TABEL BUAH YANG DISUKAI SISWA KELOMPOK
Nama Siswa
|
Banyaknya Anggota Keluarga
|
Shinta
|
Jeruk
|
Deska
|
Semaangka
|
Sisil
|
Apel
|
Farhan
|
Rambutan
|
Bobby
|
Jambu
|
Diperoleh
hasil dari setiap kelompok. Selanjutnya guru mengarahkan bahwa setiap hasil
pengamatannya juga diberikan kepada kelompok lain. Langkah selanjutnya hasil
dari kelompok-kelompok dibuat dalam bentuk tabel sebagai berikut.
TABEL BUAH YANG DISUKAI SISWA KELOMPOK
No
|
Nama siswa
|
Banyak anggota keluarga
|
1
|
Caca
|
Jeruk
|
2
|
Farhan
|
Apel
|
3
|
Sisil
|
Semangka
|
4
|
Deska
|
Mangga
|
5
|
Shinta
|
Rambutan
|
6
|
.......
|
|
7
|
Ananda
|
Rambutan
|
Selanjutnya,
guru mengarahkan bahwa tabel yang telah diperoleh dibentuk dalam bentuk tabel
frekuensi sederhana/tunggal sebagai berikut :
Tabel frekuensi sederhana
Nama
buah yang disukai
|
Banyaknya/Frekuesi (dalam turus/tally)
|
|
Jeruk
|
![]() |
5
|
Apel
|
III
|
3
|
Semangka
|
![]() |
5
|
Jambu
|
![]() |
7
|
Rambutan
|
![]() |
5
|
Mangga
|
![]() |
5
|
Dua contoh di atas merupakan salah satu model kegiatan pembelajaran
statistika. Sebagai tugas siswa, guru dapat memberikan tugas kepada siswa
berupa mencatat berbagai kejadian dalam kehidupan di masyarakat antara lain:
a)
mencatat pekerjaan orang tua
b)
mencatat banyaknya anggota keluarga
dalam suatu keluarga
c)
mencatat banyaknya kendaraan rodadua
yang melewati suatu jalan dalam periode waktu tertentu
d)
mencatat cita-cita siswa
e)
mencatat banyak huruf pada nama
siswa
f)
mencatat transaportasi yang
digunakan siswa ke sekolah
Dari contoh kegiatan pembelajaran di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa
pengertian
data adalah keterangan dari suatu pengamatan untuk memberikan gambaran tentang
suatu keadaan. Hasil pengamatan tersebut dapat berupa
angka atau
lambang. Data yang dikumpulkan haruslah mempunyai syarat-syarat data yang baik:
a)
data harus sesuai dengan keadaan
sebenarnya
b)
data harus relevan dengan masalah
yang akan dipecahkan
c)
data harus mewakili
Data yang
tidak baik menghasilkan suatu keputusan yang salah.
BAB II
PENYAJIAN DATA
Penyajian data
dalam bentuk diagram meliputi :
A.
Diagream
Batang
Diagram batang adalah diagram
kata yang berbentuk kategori. Diagram ini banyak
digunakan untuk membandingkan data maupun menunjukan hubungan suatu data dengan
data keseluruhan. Diagram ini penyajian datanya dalam bentuk batang, sebuah
batang melukiskan jumlah tertentu dari data.
Contoh :
![]() |
Atau

Langkah-langkah dasar dalam pembuatan diagram batang
adalah sebagai berikut :
1. Buat sumbu mendatar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus.
2. Sumbu mendatar dibagi menjadi beberapa segala bagian yang sama, demikian
sumbu tegaknya: skala pada sumbu mendatar dengan sekala sumbu tegak tidak perlu
sama
3. Jika diagram batang dibuat tegak, maka sumbu mendatar menyatakan
keterangan atau fakta mengenai kejadian (peristiwa). Sumbu tegak menyatakan
frekuensi keterangan.
4. Jika diagram batang dibuat horizontal, maka sumbu tegak menyatakan
keterangan atau fakta peristiwa. Sumbu mendatar menyatakan frekuensi
keterangan.
5. Tunjukkan 1 batang untuk mewakili frekuensi data tertentu.
6. Arsir data yang memenuhi frekuensi data.
7. Beri judul diagram batang.
8. Variasi diagram batang, dapat dibuat sesuai dengan keahlian guru.
B.
Diagram Lingkaran
Penyajian data dalam bentuk diagram lingkaran
didasarkan pada sebuah lingkaran yang di bagi-bagi dalam beberapa bagian sesuai
dengan macam data dan perbandingan frekuensi masing-masing data yang disajikan.
Contoh :
Gambarkan
diagram lingkaran yang menyatakan jumlah siswa yang bersekolah di SD, SMP, dan
SMA dalam Sekolah Jaya Selalu. Diketahui banyaknya siswa SD 750, siswa SMP 450,
siswa SMA 600.


Langkah-langkah
dalam membuat diagram lingkaran adalah sebagai berikut :
1. Ubah nilai data absolute dalam bentuk perentas untuk masing-masing data.
2. Tentukan juring sudut dari masing-masing dengan data yang ada dengan
rumus :





3. Buat sebuah lingkaran dengan menggunakan jangka, ukuran lingkaran jangan
terlalu besar dan jangan terlalu kecil.
4. Masukan data yang pertama dengan menggunakan busur derajat dimulai dari
titik tinggi.
5. Masukkan data-data lain dalam lingkaran sesuai juring sudut data yang telah di hitung searah jarum jam.
6. Setiap data yang terdapat dalam lingkaran, hendaknya diberi asir atau
warna yang berbeda.
7. Masing-masing data yang terdapat dalam lingkaran diberi identitas :
a. Nama data disertai nama pesertanya, atau
b. Nilai pesertanya saja, sedangkan nama data dicantumkan pada catatan
tersendiri yang terletak diluar lingkaran disertai dengan arsir atau nama yang
sesuai seperti yang terdapat didalam lingkaran.
C.
Diagram Gambar (Lambang)
Diagram lambang sering dipakai untuk memperoleh gambaran kasar sesuatu
peristiwa. Pada diagram ini sebuah gambar mewakili jumlah tertentu dari data.
Lambing yang digunakan harus sesuai dengan objek yang diteliti. Misalkan data
yang digunakan menngenai sejumlah siswa,maka lambang yang digunakan adalah
gambar orang. Kesulitan yang sering dihadapin adalah ketika menggambarkan
bagian gambar yang tidak sesuai dengan wakil gambar untuk jumlah tertentu.
Contoh :
Langkah-langkah dalam membuat
diagram lambang adalah sebagai berikut:
1. Buat tiga buah kolom, dengan
ketentuan sebagai berikut:
·
Kolom
pertama berisi nama data/kategori
·
Kolom
kedua berisi lambang yang digunakan
·
Kolom
ketiga berisi frekuensinya
2. Di bawah diagram diberi catatan
berisi satu lambang yang mewakili sejumlah objek tertentu.
3. Tulis nama kategori pada kolom,
gambarkan lambangnya pada kolon lambang dan tuliskan banyak datanya pada kolom
frekuensinya
4. Banyak lambang yang digambarkan
tidak sama dengan banyak yang ada.
5. Untuk kategori lainnya dapat
dilakukan seperti kategori yang pertama.
D.
Diagram Garis
Diagram
garis adalah suatu diagram yang digambarkan berdasarkan satu waktu, biasanya
waktu yang digunakan dalam bulan atau tahun. Kegunaan diagram garis adalah
untuk dapat melihat gambaran tentang perubahan peristiwa dalam suatu periode
(jangka waktu) tertentu dibuat diagram garis.
Contoh :

Langkah-langkah dalam membuat
diagram garis adalah sebagai berikut:
a) Untuk menggambar diagram garis yang
diperlukan sumbu mendatar dan sumbu tegak yang saling tegak lurus.
b)
Sumbu
mendatar biasanya menyatakan waktu, sedang sumbu tegak menyatakan frekuensi data.
c)
Dalam
pembagian skala masing-masing sumbu tidak menggunakan skala yang sama
d)
Gambar
titik sesuai waktu dan frekuensi data.
e)
Jika
semua data sudah disesuaikan pada masing-masing sumbu, maka akan terdapat
sekumpulan titik-titik.
f) Hubungkan titik-titik yang ada
sehingga diperoleh suatu kurva.
BAB III
UKURAN STATISTIK
Setelah
membuat sajian data observasi dalam bentuk tabel atau diagram maka kegiatan selanjutnya adalah menentukan
beberapa ukuran statistik agar gambaran yang
diperoleh data observasi lebih lengkap.
A.
Ukuran Gejala Pusat
Suatu
ukuran nilai yang diperoleh dari nilai
data observasi dan mempunyai kecenderungan berada di tengah-tengah nilai data observasi. Ukuran gejala
pusat dipakai sebagai alat atau
sebagai parameter untuk dapat
digunakan sebagai bahan pegangan dalam menafsirkan suatu gejala atau suatu yang
akanditeliti berdasarkan hasil pengolahan data yang dikumpulkan
Beberapa ukuran gejala pusat
1. Rata-rata (mean)
2. Median
3. Mod
1.
Rata-Rata (Mean)
Suatu nialai rata-rata dari semua nilai data observasi µ
a.
Rumus Mean dari Data Tunggal


µ = Rata-rata observasi
Σ = Jumlah

N
= Banyaknya data observasi
Contoh :
76 56 66 94 48 82 70 76 50
Rata-rata =


10
=70
b.
Rumus Mean Gabungan

f = frekuensi
M = nilai tengah
jika data diambil dari populasi, symbol Mean (rata-rata) = µ
jika data diambil dari populasi, symbol Mean (rata-rata) = µ
Jika data
diambil dari sempel, symbol Mean (rata-rata) = 

Nilai
|
Frekuensi
|
Nilai tengah
|
Fn
|
40-49
|
4
|
44,5
|
178
|
50-59
|
6
|
54,5
|
327
|
60-69
|
10
|
64,5
|
645
|
70-79
|
4
|
74,5
|
298
|
80-89
|
4
|
84,5
|
338
|
90-99
|
2
|
94,5
|
189
|
Σf = 30
|
Σfn=1975
|


2.
Median
Nilai data
observasi yang berada di tengah-tengah urutan data tersebut (data observasi
yang membagi data menjadi dua
bagian yang sama banyak) Nilai data median diberi simbol Md.
Cara
mencari Median data observasi tidak berkelompok
1. Urutkan data observasidari kecil ke
besar
2. Tentukan letak median =
,
N = banyaknya data

3. Tentukan nilai median
Contoh :
78 56 66 94 48 82 80 70 76
Langkah-langkah :
1.
Urutkan data dari terkecil
hingga terbesar
No urut= 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nilai = 48 56 66 70 76 78 80 82 94
2.
Tentukan letak median
3.
Letak median =
=


4.
Nilai median adalah urutan
ke 5, yaitu 76
Cara mencari Median untuk
data berkelompok :
1.
Tentukan kelas median = 



2.
Tentukan median dengan rumus
:
![]() |
Md = Median
Bo = Tepi kelas bawah kelas
median
N = Banyaknya data Observasi
= Σf
Cf =
frekuensi komulatif kelas sebelum
kelas median


Contoh :
Nilai
|
Frekuensi
|
Tepi kelas
|
Frekuensi komulatif
|
39,5
|
|||
40-49
|
4
|
4
|
|
49,5
|
|||
50-59
|
6
|
10
|
|
59,5
|
|||
60-69
|
10
|
20
|
|
69,5
|
|||
70-79
|
4
|
24
|
|
79,5
|
|||
80-89
|
4
|
28
|
|
89,5
|
|||
90-99
|
2
|
30
|
|
99,5
|
Langkah-langkah :
1.
Tentukan kelas median dengan
rumus :
Md = 



Kelas median adalah kelas
yang ditempati oleh frekuensi komulatif 15 berada pada kelas 60-69
Jadi kelas median adalah
60-69
Frekuensi komulatif adalah
frekuensi yang dijumlahkan
2.
Tentukan median :

Bo = Tepi kelas bawah kelas
median : 59,5
N = Banyaknya data Observasi
= Σf
Cf = frekuensi komulatif
kelas sebelum
kelas
median:10


tersebut : 10
jadi , 

3.
Modus
Adalah observasi memiliki frekuensi tinggi
Contoh
untuk data tidak berkelompok :
78 56 66 70 48 82 80 70 76 70
Modus nya : 70
Dataobservasi yang
memiliki 2 modus disebut bimodus
Data observasi yang
mempunyai lebih dari 2 modus disebut bimodus
Untuk data berkelompok ,langkah-langkahnya :
1.
Tentukan kelas modus
Kelas modus adalah kelas
modus yang mempunyai frekuensi tinggi
2.
Tentukan modus

Mo = Modus




Contoh:
1.
Kelas modus adalah kelas
yang mempunyai kelas tertinggi, yaitu 60-69
2.







B.
Ukuran Penyebaran
Ukuran penyebaran data memberikan
gambaran seberapa besar data menyebar dalam kumpulannya. Melalui ukuran
penyebaran dapat diketahui seberapa jauh data-data menyebar dari titik pemusatannya.
Ukuran-ukuran penyebaran yang sering digunakan antara lain: range atau
jangkauan, jangkauan antar kuartil dan varians
1. Range (Jangkauan)
Range merupakan selisih data
terbesar dengan data terkecil.
R = Xmaks.– Xmin.
Range cukup baik digunakan untuk mengukur penyebaran data
yang simetrik dan nilai datanya menyebar merata. Ukuran ini menjadi tidak
relevan jika nilai data
maksimum dan minimumnya merupakan
data-data ekstrim.
2. Jangkauan Antar Kuartil (JAK)
Jangkauan antar kuartil mengukur
penyebaran 50% data di tengah-tengah setelah
data diurutkan. Ukuran penyebaran ini merupakan ukuran
penyebaran data yang terpangkas 25%, yaitu dengan membuang 25% data yang terbesar dan 25% data
terkecil. Jangkauan antar kuartil sangat baik digunakan bila
data yang dikumpulkan banyak mengandung data pencilan. Jangkauan antar kuartil
merupakan selisih antara kuartil atas (K3) dengan kuartil bawah (K1), atau
dirumuskan sebagai berikut.
JAK = K3 – K1
Keterangan:
§ Kuartil bawah adalah nilai data yang
menyekat kumpulan data yang telah diurutkan
sehingga banyaknya data yang lebih kecil dari K1adalah 25% dan yang lebih besar
dari K1adalah 75%.
§ Kuartil atas adalah nilai data yang
menyekat kumpulan data yang telah
diurutkan sehingga banyaknya data
yang lebih kecil dari K3adalah 75% dan yang lebih besar dari K3adalah 25%.
3.
Varians
Varians
merupakan ukuran penyebaran data yang sering digunakan. Varians merupakan
ukuran penyebaran data yang mengukur rata-rata jarak kuadrat semua
titik
pengamatan terhadap titik pusat (rata-rata).
![]() |
MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(
PROBLEM BASED LEARNING )
A.
PENGERTIAN PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH
istilah Pembelajaran Berbasis Masalah
( PBM ) diadopsi dari istilah Inggris yaitu Problem Based
Instruction ( PBI ). Dari segi paedagogis, pembelajaran berbasis masalah
didasarkan pada teori konstruktivisme. Model pembelajaran berbasis masalah
adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik
tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan
atau jawabannya oleh siswa. (Abuddin Nata,
2009:243).
Pendapat ini senada dengan yang dikemukan oleh Arend ( dalam
Trianto, 2011 : 92 ), bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu
pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri
dan keterampilan berfikir ke tingkat yang lebih tinggi, mengembangkan
kemandirian dan percaya diri.
Lebih lanjut Dewey (dalam Sudjana, 2001 : 19 ) menyatakan
belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons,
merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi
masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah , sedangkan sistem saraf otak
berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi
dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik.
Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan
dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan
belajarnya.
Jadi model pembelajaran berbasis masalah merupakan
model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Dengan
model pembelajaran ini, peserta didik dari sejak awal sudah dihadapkan kepada
berbagai masalah kehidupan yang mungkin akan ditemuinya kelak pada saat mereka
sudah lulus dari bangku sekolah.
B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH
Pembelajaran
berbasis masalah memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. permasalahan menjadi starting point
dalam belajar
2. permasalahan yang diangkat adalah
permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur
3. permasalahan membutuhkan perspektif
ganda
4. permasalahan menantang pengetahuan
yang dimiliki siswa, sikap dan kompetensi yang kemudian membutuhkan
identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar
5. belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama
6. pemanfaatan sumber pengetahuan yang
beragam, penggunaannya dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang
esensial dalam PBM
7. belajar adalah kolaboratif,
komunikatif dan kooperatif
8. pengembangan keterampilan inquiry
dan pemecahan sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari
solusi dari sebuah permasalahan
9. keterbukaan proses dalam PBM
meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar
10. PBM melibatkan evaluasi dan review
pengalaman siswa dan proses belajarStudi kasus pembelajaran berbasis masalah,
meliputi :
a. penyajian masalah;
b. menggerakkan inquiry;
c. langkah-langkah PBM, yaitu analisis
inisial, mengangkat isu-isu belajar, iterasi kemandirian dan kolaborasi
pemecahan masalah, integrasi pengetahuan baru, penyajian solusi dan evaluasi.
C.
DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
Desain
model pembelajaran berbasis masalah dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
Pertama, para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri
dari 5 sampai 6 orang.
Kedua, pada setiap kelompok tersebut terdapat seorang ketua yang
bertindak sebagai moderator dan sekaligus juru bicara, dan seorang sekretaris
yang bertindak sebagai pencatat dan perumus hasil pemecahan masalah. Ketua dan
sekretaris kelompok tersebut juga merangkap sebagai anggota.
Ketiga, menentukan .pokok masalah yang akan dipecahkan. Permasalahan
tersebut dapat dituangkan dari bahan pelajaran yang terdapat dalam silabus,
dapat pula permasalahan yang berasal dari para siswa sendiri. Untuk itu,
seorang guru hendaknya mendorong setiap kelompok untuk berani
mengemukakan poko masalah yang akan dibahas dan dipecahkan.
Andaikan para siswa dalam kelompok tersebut mendapatkan kesulitan dalam
menemukan masalahnya, maka guru dituntut untuk menawarkan masalah-masalahnya.
Selain itu, permasalahan tersebut harus mengandung isu-isuyang mengandung
konflik, bersifat familier, mengandung kompetensi yang harus dimiliki oleh
muris sesuai dengan kurikulum yang berlaku, serta sesuai dengan minat murid.
Keempat, guru meminta para siswa dalam setiap kelompok tersebut untuk
mendiskusikan poko masalah tersebut sesuai dengan waktu yang tersedia.
Kelima, berbagai kegiatan yang terdapat dalam kelompok tersebut
antara lain:
1) Mengumpulkan data dengan cara
masing-masing kelompok bertukat pikiran, melakukan observasi, mempelajari
berbagai bacaan, mengakses Internet dan inventarisasi data lainnya;
2) Menganalisis data yang telah
dikumpulkan dengan cara mengkajinya dan mempertanyakannya, yakni apakah
data tersebut telah memadai untuk menjawab permaslahan tersebut;
3) Menyusun hipotesis yang didasarkan
pada hasil analisis data-data tersebut, yaitu berupa dugaan, jawaban, atau kesi
mulan sementara sabagai salah satu alternatif pemecahan masalah atau jawaban
atas masalah tersebut, kebenaran hasilnya harus dibuktikan;
4) Mengolah data, yaitu data yang ada
dan telah dianalisis itu diolah dengan baik agar dapat memperjelas ke arah
pemecahan masalah yang tepat;
5) Menguji hipotesis, yaitu bahwa
kebenaran hipotesis atau cara pemecahan masalah yang telah diajukan tersebut
diuji kembali, yakni apakah hipotesis tersebut sudah merupakan jawaban atau
pemecahan masalah yang tepat atau belum;
6) Menarik kesimpulan yang berisi
jawaban atau pemecahan atas masalah tersebut. (Abuddin Nata, 2009 :249)
D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
1.
Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah
Model
Pembelajaran Berbasis Masalah dinilai memiliki berbagai kelebihan diantara
:
a)
dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan
dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja;
b) dapat membiasakan para siswa
menghadapai dan memecahka masalah secara terampil, yang selanjutnya dapat
mereka gunakan pada saat menghadapi masalah yang sesunguhnya di masyarakat
kelak;
c) dapat merangsang pengembangan
kemampuan berfikir secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses
pembelajarannya, para siswa banyak melakukan proses mental dengan menyoroti
permasalahan dari berbagai aspek.
2.
Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah
Model
Pembelajaran Berbasis Masalah dinilai memiliki berbagai kekurangan diantara :
a)
sering terjadi kesulitan dalam menemukan permasalahan yang
sesuai dengan tingkat berfikir para siswa. Hal ini terjadi, karena adanya
perbedaan tingkat kemampuan berfikir pada para siswa. Seseorang misalnya,
menduga bahwa PBL hanya cocok untuk siswa SLP, SLA, atau PT. Namun yang
sesungguhnya PBL dapat pula diterapkan pada siswa SD asalkan masalah yang
disajikan sesuai dengan tingkat kemampuan siwa SD tersebut;
b) Sering memerlukan waktu yang lebih
banyak dibandingkan dengan penggunaan metode konvensional, Hal ini terjadi
antara lain karena dalam memecahkan masalah tersebut sering keluar dari
konteksnya atau cara pemecahannya yang kurang efisien;
c)
sering mengalami kesulitan dalam perubahan kebiasaan belajar
dari yang semula belajar dengan mendengar, mencatat dan menghafal informasi
yang disampaikan guru, menjadi belajar dengan cara mencari data, menganalisis,
menyusun hipotesis, dan memecahkannya sendiri. (Abuddin Nata, 2009 :250)
E.
TAHAPAN-TAHAPAN PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH
Banyak ahli yang menjelaskan bentuk
peranan SPBM. Sanjaya (2008) yang mengutip pendapat John Dewey seorang ahli
pendidikan berkebangsaan Amerika menjelaskan 6 langkah SPBM yang kemudian dia
namakan metode pemecahan masalah (problem
solving), yaitu :
1. Merumuskan masalah, yaitu langkah
siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
2. Menganalisis masalah, yaitu langkah
siswa meninjau masalah secara dari berbagai sudut pandang.
3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah
siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan untuk
memecahkan masalah.
4. Mengumpulkan data, yaitu langkah
siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah.
5. Pengujian Hipotesis, yaitu langkah
siswa mengambil dan merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan
penolakan hipotesis yang diajukan.
6. Merumuskan rekomendasi pemecahan
masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan
sesuai dengan rumusan .
David
Johnson & Johnson mengemukakan ada 5 langkah SPBM melalui kegiatan
kelompok.
1) Mengedefinisikan masalah, yaitu
merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang
mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan
dikaji.
2) Mendiagnosis masalah, yaitu
menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor,
dari baik faktor yang bisa mengahambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam
penyelesaian masalah.
3) Merumuskan alternatif strategi,
yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas.
4) Menentukan dan menerapkan strategi
pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat
dilakukan.Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan, sedangkan evaluasi
hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan.
Sesuai
dengan tujuan SPBM adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk
SPBM yang dikemukakan para ahli secara umum SPBM bisa dilakukan dengan
langkah-langkah :
1. Menyadari Masalah
Implementasi
SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada
tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau
lingkungan sosial.
2. Merumuskan Masalah
Bahan
pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan, selanjutnya
difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk dikaji. Rumusan masalah sangat
penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan
persepsi tentang masalah dan berkaitan dengan data-data apa yang harus
dikumpulkan untuk menyelesaikannya.
3. Merumuskan Hipotesis
Sebagai
proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikir deduktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis
merupakan langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang
diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab
akibat dari masalah yang ingin diselesaikan.
4. Mengumpulkan Data
Sebagai
proses berpikir empiris keberadaan data dalam proses berpikir ilmiah merupakan
hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah sesuai
dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada proses
berpikir ilmiah bukan proses berimanjinasi akan tetapi proses yang didasarkan
pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk
mengumpulkan data relevan.
5. Menguji Hipotesis
Berdasarkan
data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis mana yang diterima
dan mana yang ditolak.
6. Menentukan Pilihan Penyelesaian
Menentukan
pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM. Kemampuan yang
diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat
dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan
dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan
terjadi pada setiap pilihan.
Pola
secara sederhana mengelompokkan langkah pemecahan masalah menjadi 4 (empat)
langkah yaitu : 1) memahami masalah, 2) membuat rencana pemecahan, 3)
melaksanakan rencana dan 4) melihat kembali.
Aktivitas
pemecahan masalah merupakan variasi dan pengalaman “Guide Discovery”. Kadang-kadang masalah itu muncul secara alamiah.
Masalah terbaik bagi anak adalah berpikir tentang keterlibatannya dengan berbagai
cara, dengan menggabungkan berbagai informasi secara benar, dan memiliki lebih
dari satu upaya jalan keluarnya. Tahapan-tahapan dalam menggunakan strategi
pembelajaran pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Menyadari adanya masalah dengan mengidentifikasi.
2. Mengumpulkan informasi.
3. Merancang solusi.
4. Menguji coba solusi.
5. Mengambil kesimpulan.
6. Menyampaikan hasil.
Richard
I. Arend (2008) mengemukakan langkah-langkah melaksanakan pembelajaran berbasis
masalah sebagai berikut :
Fase
|
Kegiatan
|
Perilaku
Guru
|
1
|
Memberikan
orientasi tentang permasalahan kepada siswa
|
1. Guru membahas tujuan pelajaran
2. Guru mendeskripsikan berbagai
kebutuhan logistik
3. Guru memberikan motivasi kepada
siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pemecahan maslah.
|
2
|
Mengorganisir
siswa untuk meneliti
|
Guru
membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisikan tugas-tugas belajar
yang terkait dengan permasalahannya.
|
3
|
Membantu
investigasi mandiri dan kelompok
|
Guru
mendorong siswa mendapat informasi yang tepat, melaksanakan ekperimen dan
memberi penjelasan dan solusi.
|
4
|
Mengembangkan
dan mempresentasikan arteifak dan exhibit
|
Guru
membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artifak dan exhibit yang
tepat seperti laporan, rekaman video dan model-model Guru membantu siswa
menyampaikan/mempresentasikan kepada orang lain.
|
5
|
Menganalisis
dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
|
Guru
membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap investigasinya dan
proses-proses yang mereka gunakan.
|
Beberapa catatan khusus untuk setiap
langkah tersebut di atas yang perlu mendapat perhatian dalam Implementasi
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut :
1.
Pada saat guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus disadari oleh seorang guru
a. Tujuan yang diinginkan dalam
pembelajaran berbasis masalah bukanlah untuk mempelajari sejumlah informasi
baru tetapi menginvestigasi berbagai permasalahan penting untuk
membangun/membuat siswa menjadi mandiri.
b. Pertanyaan atau permasalah yang akan
diinvestigasi, bukan masalah yang harus memerlukan “YA atau TIDAK”, tetapi
permasalahan yang memerlukan jawaban dengan kemampuan berpikir yang lebih
kompleks.
2.
Mengorganisikan siswa untuk meneliti
Dalam mengorganisir siswa baik dalam
kelompok kecil maupun mandiri perlu diperhatikan dan diberikan orientasi yang
jelas kepada siswa tentang permasalahan yang akan dibahas, hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan video pendek, berita dikoran dan sebagainya.
3.
Pengempulan dan investigasi
Pada fase kegiatan ini guru harus
benar-benar mendorong siswa untuk aktif dalam mengumpulkan data dan informasi
yang sebanyak-banyaknya tentang permasalahan yang sedang dibahas.
F.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
a. Penataan Lingkungan Belajar Dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah
Lingkungan
belajar merupakan salah satu komponen yang harus mendapat perhatian guru dalam
pembelajaran berbasis masalah, agar pembelajaran berlangsung lancar tanpa
adanya disturbsi. Ada beberapa hal yang akan diperhatikan dalam penataan
lingkungan belajar sebagai berikut :
1.
Menangani situasi multitugas
Pada kelas yang gurunya menggunakan
pembelajaran berbasis masalah banyak tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh
siswa yang terjadi secara simultan. Untuk membuat pekerjaan kelas yang multi
tugas ini bekerja secara efektif, maka guru sebaiknya memberikan bimbingan
kepada siswa untuk :
a) Bekerja secara mandiri dan bekerja
bersama-sama.
b) Guru hendaknya mengembangkan cuing
sistem untuk memperingatkan siswa dan membantu mereka menjalani transisi dari
satu tipe tugas ke tipe tugas belajar lainnya.
c) Guru membuat chart dan jadwal yang
tentang tugas-tugas yang harus dijadwalkan dan tenggang waktu penyelesaiannya
masing-masing tugas tersebut.
d) Guru memantau kemajuan masing-masing
siswa atau kelompok siswa selama multitugas.
2. Menyesuaikan dengan tingkat
penyelesaian yang berbeda
Salah satu masalah rutian yang
dihadapi oleh guru-guru di berbagai tingkatan sekolah mulai dari tingkat
terendah sampai pada perguruan tinggi pun juga terjadi adalah tinglat
penyelesaian tugas yang berbeda.
Untuk mengelola kondisi penyelesaian
tugas seperti di atas, diperlukan kemampuan guru untuk mensiasati dengan
beberapa kegiatan berikut ini :
a) Buat aturan waktu yang tegas,
prosedur tugas downtime activities.
b) Untuk siswa yang menyelesaikan tugas
lebih awal dan memiliki siswa waktu akan lebih banyak kalau diberikan bahan
bacaan yang menarik untuk dibaca yang fungsinya sebagai pengayaan bahan ajar
atau dapat juga diberikan bahan-bahan permainan edukatif.
c) Memberikan tugas pengayaan kepada
siswa yang lebih maju dengan memberikan masalah yang menentang untuk diuji
cobakan dilaboratorium, dengan demikian siswa akan lebih terasah kemampuan
intelektualnya.
d) Guru mendorong siswa yang lebih maju
untuk menmbantu temannya yang belum selesai (tutor sebaya).
3. Memantau dan mengelola pekerjaan
siswa
Seperti diketahui pembelajaran
berbasis masalah adalah pembelajaran yang syarat dengan tugas-tugas
(multitugas) dan harus diselesaikan siswa secara simultan, konsekuensinya maka
pemantauan dan pengelolaan pekerjaan siswa menjadi suatu yang sangat krusial
dalam strategi pembelajaran ini. Ada tiga hal pokok yang perlu dilakukan guru
untuk menjamin pembelajaran berbasis masalah menjadi akuntabel yaitu :
a)
Persyaratan tugas untuk semua siswa harus dijelaskan secara
tegas dan jelas serta rinci.
b)
Pekerjaan siswa harus dipantau dan umpan balik harus
diberikan pada pekerjaan siswa yang sedang berjalan.
c)
Catatan perkembangan siswa yang harus dibuat.
4. Mengatur gerakan dan perilaku di luar
kelas
Apabila guru menugaskan siswa
menyelesaikan tugasnya untuk memecahkan permasalahan di laboratorium, maka guru
sudah seharusnya memastikan bahwa siswanya memahami secara jelas apa dan
bagaimana bekerja di laboratorium, atau diperpustakaan, maka pastikan siswa
mengerti bagaimana mencari bahan bacaan secara cepat dan tepat, bagaimana
mengelola bahan bacaan, membuat catatan kecil yang mudah dan cepat dalam
penggunaannya.
b. Asesmen dan Evaluasi Dalam
Pembelajaran Berbasis Masalah
Pada
dasarnya sistem evaluasi pada pembelajaran dengan menggunakan strategi lainnya
dapat diterapkan pada pembelajaran berbasis masalah, yang harus disadari adalah
bahwa evaluasi yang digunakan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,
artinya evaluasi harus dapat mengukur apa yang menjadi indikator keberhasilan
belajar.
·
Pengukuran Pemahaman
Pembelajaran berbasis masalah
menjangkau ke luar pengembangan pengetahuan faktual tentang sebuah topik, yakni
pengembangan pemahaman yang agak sophisticated tentang berbagai masalah dan
dunia di sekitar siswa. Untuk mengukur
pemahaman siswa tentang suatu topik dapat dibuat tes yang agak terbuka
jawabannya, kepada siswa dalam bentuk karangan essei.
·
Mengases Potensi Belajar
Tes performasi kebanyakan hanya
mengukur pengetahuan dan keterampilan pada titik waktu tertentu, tetapi belum
mengases potensi belajar atau kesiapan belajar siswa. Untuk itu tes kesiapan
untuk membaca dan bidang perkembangan bahasa lainnya dapat digunakan, dan alat
tes tersebut sudah banyak tersedia dan telah memiliki tingkat vadilitas dan
rehabilitas yang tidak diragukan lagi.
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
-1-
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Program : XI
/ IPA
Alokasi Waktu : 2
x 40 Menit
Standar Kompetensi
: Menggunakan aturan statistika,
kaidah pencacahan, dan sifat-sifat
peluang dalam pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar :
Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis, lingkaran,
histogram, dan ogive serta
penafsirannya
Indikator : 1. Menyajikan data dalam bentuk
diagram batang
2. Menyajikan data dalam bentuk diagram garis
3. Menyajikan data dalam bentuk diagram
lingkaran
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
A.
Ranah
Kognitif
Melalui
pelaksanaan bimbingan individu, diharapkan siswa dapat:
1. Menyajikan data dalam bentuk diagram
batang
2. Menyajikan data dalam bentuk diagram garis
3. Menyajikan data dalam bentuk diagram
lingkaran
B.
Ranah
afektif/karakter yang dikembangkan:
Terlibat
dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan siswa diberi kesempatan
melakukan penilaian diri terhadap kesadaran dalam menunjukkan karakter:
1. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter disiplin.
Diantaranya siswa jujur, mampu mengikuti komitmen, mencoba melakukan tugas yang
diberikan, menjadi teman yang baik dan membantu orang lain.
2. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatih karakter kerja keras. Diantaranya,
siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dan mengajukan ide
dan pendapat dalam setiap diskusi.
3. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter pantang menyerah.
Diantaranya, siswa mampu melakukan kegiatan eksperimen/mengerjakan soal-soal
untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam menjawab permasalahan yang
dihadapi.
4. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter teliti.
Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dengan
cermat dan penuh ketelitian.
5. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter kreatif.
Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru atau
melakukan eksperimen dengan melakukan inovasi baru yang kreatif dan inovatif.
II.
MATERI
AJAR
Diagram batang
Diagram batang menggunakan persegi
panjang (batang) untuk menyatakan banyaknya data pada kategori tertentu (bisa
waktu, tempat, dan lain-lain). Banyaknya data dinyatakan sebagai tinggi batang
sedangkan lebar dari tiap batang dibuat sama. Letak batang disusun berjajar dan
diberi jarak antar batang. Untuk lebih jelasnya lihat contoh berikut:

Ada kalanya data dicatat pada
waktu-waktu tertentu secara berurutan. Dengan menempatkan waktu pada sumbu
horizontal dan nilai-nilai data dicatat pada sumbu vertikal akan diperoleh
titik-titik. Jika titik-titik tersebut dihubungkan oleh garis lurus maka
terbentuklah suatu diagram garis seperti di bawah ini.

Salah satu
kelebihan dari diagram garis, perubahan lulusan dari tahun ke tahun mudah
dilihat. Dengan diagram jenis ini, kita juga dapat mengetahui kecenderungan
data yang kita amati. Kemudian
kita dapat memperkirakan waktu selanjutnya, tentunya dengan hati-hati. Ada dua
istilah mengenai perkiraan data menggunakan diagram garis, yaitu:
1.
Interpolasi adalah membuat perkiraan nilai data di antara waktu
berurutan yang diketahui. Misalnya kita kehilangan data mengenai banyaknya
lulusan SMA jaya Selalu tahun 2004. Kita bisa memperkirakan data melalui data
tahun 2003 dan 2005.
2.
Ekstrapolasi adalah membuat perkiraan nilai data untuk waktu yang akan
datang (di luar waktu-waktu yang diketahui). Misalnya kita memperkirakan
banyaknya lulusan tahun 2008 dengan menggunakan data tahun 2005 dan 2006.
Biasanya kita melakukan ekstrapolasi dengan memperpanjang diagram tersebut.
Diagram lingkaran adalah diagram
yang digunakan untuk menunjukkan perbandingan (rasio) nilai data tertentu
terhadap semua data.
Diagram lingkaran disajikan dengan
membagi lingkaran menjadi beberapa sektor atau juring. Banyaknya sector
tergantung dari banyaknya data. Setiap sector menunjukkan satu datum atau satu
jenis data. Besar sector merupakan prosentase dari nilai datum terhadap
keseluruhan nilai data. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat contoh berikut ini:
Gambarkan diagram lingkaran yang
menyatakan jumlah siswa yang bersekolah di SD, SMP, dan SMA dalam Sekolah Jaya
Selalu. Diketahui banyaknya siswa SD 750, siswa SMP 450, siswa SMA 600.


III.
METODE
PEMBELAJARAN
Diskusi
dalam kerja kooperatif, tanya jawab dan pemberian tugas
IV.
LANGKAH
PEMBELAJARAN
TAHAPAN
|
KEGIATAN GURU
|
KEGIATAN SISWA
|
PENDIDIKAN KARAKTER
|
WAKTU
|
KEGIATAN
AWAL
-
Panganjali umat
-
Mengecek kehadiran siswa
-
Motivasi
|
-
Bersama
siswa menghaturkan panganjali umat dan memberi salam
-
Mengabsen
siswa
-
Memotivasi
siswa terkait kegunaan materi dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan
pendekatan
-
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
|
-
Menghaturkan
panganjali umat dan memberi salam
-
Menyampaiakan
kehadiran kelas pada hari tersebut
-
Memperhatikan
guru
|
-
Sujud
bhakti terhadap Tuhan yang Maha Esa
-
Santun,
peduli, empati
|
5 menit
|
-
Apersepsi
|
- Mengingatkan kembali materi data
|
- Fokus dan bersiap-siap untuk mengikuti pelajaran
|
-
Santun,
peduli, empati
-
Kreatif,
percaya diri
|
5 menit
|
KEGIATAN
INTI
|
-
Mengarahkan
siswa membentuk kelompok
-
Membagikan
LKS kepada masing-masing kelompok
|
-
Memposisikan
diri dalam masing-masing kelompok
|
-
Disiplin,
tanggung jawab, perhatian
|
5 menit
|
Eksplorasi
-
Mengarahkan
setiap kelompok untuk mengerjakan LKS, berdiskusi dalam kelompoknya untuk
menemukan konsep dan rumus
-
Memantau
aktifitas siswa dalam masing-masing kelompok
|
- Mengerjakan LKS dengan disiplin dan bertanya kepada guru jika
ada masalah
|
- Kerja sama, tanggung jawab
- percaya diri, pantang menyerah
|
35 menit
|
|
Elaborasi
-
Meminta salah
satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya
-
Memberikan kesempatan
pada kelompok lain untuk menanggapi
|
-
mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya ke depan kelas
-
Kelompok lain
menanggapi hasil presentasi
|
-
Percaya diri,
tanggung jawab
-
Rasa ingin
tahu, disiplin, mandiri
|
15 menit
|
|
Konfirmasi
-
Memberikan penegasan
pada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya
-
Membimbing
siswa yang mengalami kesulitan
-
Membantu
merumuskan konsep dan jawaban yang benar
|
-
Memperhatikan
penjelasan guru untuk selanjutnya diterapkan
|
-
Perhatian,
disiplin, menghargai
-
Kreatif,
tanggung jawab, kemandirian
|
10 menit
|
|
PENUTUP
|
-
Mengarahkan
siswa untuk mampu menyimpulkan materi yang telah dibahas
-
Bersama
siswa membuat kesimpulan
-
Memberi
penilaian berupa kuis
-
Memberikan
pekerjaan rumah
|
-
Menyimpulkan
materi pembelajaran
-
Mengerjakan
kuis
-
Mencatat
pekerjaan rumah
|
-
Perhatian,
jujur, tanggung jawab
|
5 menit
|
Total
|
80
menit
|
V.
ALAT DAN
SUMBER BELAJAR
a.
Alat/Bahan Belajar
- Papan Tulis -
Penghapus
- Spidol - Kapur
b.
Sumber Belajar
-
Wardono, Agus. 2009. LKS
Kreatif untuk Kelas XI IA. Jawa Tengah: Viva Pakarindo
-
LKS Terstruktur Kelas XI
VI.
PENILAIAN
A.
Penilaian
Proses
Afektif:
1. Dengan
pengamatan langsung di kelas, guru mengamati aktivitas dan keaktifan siswa
dalam Tanya jawab.
2. Dengan
menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, serta
keaktifan pada saat mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru.
Format Penilaian Sikap
(pengamatan)
No.
|
Nama
Siswa
|
Aspek
yang Dinilai
|
Skor
|
Nilai
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||||
1
|
|||||||
2
|
|||||||
…
|
|||||||
Dst.
|
Keterangan: Rentang Skor 1- 4 dengan kriteria:
A
: Kehadiran di sekolah Tidak
pernah = 1
B
: Keaktifan tanya jawab Kadang
– kadang = 2
C
: Ketertiban di kelas Sering = 3
D
: Keantusiasan Selalu = 4
Kognitif
Dengan
menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya dalam pembelajaran
B.
Penilaian
Produk
Kuis (terlampir)
Tugas rumah (PR)
, Desember 2015
Guru Pamong Mahasiswa
…………….. ………………..
Dosen Pembimbing
………………………..
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
-2-
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Program : XI
/ IPA
Alokasi Waktu : 2
x 40 Menit
Standar Kompetensi
: Menggunakan aturan statistika,
kaidah pencacahan, dan sifat-sifat
peluang dalam pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar :
Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak dan ukuran penyebaran data, serta
penafsirannya
Indikator : 1. Menentukan rataan untuk data
tunggal dan kelompok
2. Menentukan median untuk data tunggal
berkelompok
3. Menentukan modus untuk data tunggal dan
berkelompok
II. TUJUAN PEMBELAJARAN
C.
Ranah
Kognitif
Melalui
pelaksanaan bimbingan individu, diharapkan siswa dapat:
1. Menentukan rataan untuk data tunggal dan
kelompok
2. Menentukan median untuk data tunggal
berkelompok
3. Menentukan modus untuk data tunggal dan
berkelompok
D.
Ranah
afektif/karakter yang dikembangkan:
Terlibat
dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan siswa diberi kesempatan
melakukan penilaian diri terhadap kesadaran dalam menunjukkan karakter:
6. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter disiplin.
Diantaranya siswa jujur, mampu mengikuti komitmen, mencoba melakukan tugas yang
diberikan, menjadi teman yang baik dan membantu orang lain.
7. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatih karakter kerja keras. Diantaranya,
siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dan mengajukan ide
dan pendapat dalam setiap diskusi.
8. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter pantang menyerah.
Diantaranya, siswa mampu melakukan kegiatan eksperimen/mengerjakan soal-soal
untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam menjawab permasalahan yang
dihadapi.
9. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter teliti.
Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dengan
cermat dan penuh ketelitian.
10. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter kreatif.
Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru atau
melakukan eksperimen dengan melakukan inovasi baru yang kreatif dan inovatif.
II.
MATERI
AJAR
Rumus Rataan Hitung (Mean)
Rata-rata hitung atau mean memiliki perhitungan dengan cara
membagi jumlah nilai data dengan banyaknya data. Rata-rata hitung disebut
dengan mean.
a) Rumus Mean dari Data Tunggal
a) Rumus Mean dari Data Tunggal

c) Rumus Mean Gabungan

2. Rumus Modus
a. Data yang belum dikelompokkan
Modus dari data
yang belum dikelompokkan adalah ukuran yang memiliki frekuensi tertinggi. Modus dilambangkan mo.
b. Data yang telah dikelompokkan
Rumus Modus dari
data yang telah dikelompokkan dihitung dengan rumus:

Mo =
Modus




2. Rumus Median (Nilai
Tengah)
Cara
mencari Median data observasi tidak berkelompok
4. Urutkan data observasidari kecil ke
besar
5. Tentukan letak median =
,
N = banyaknya data

6. Tentukan nilai median
Contoh :
78 56 66 94 48 82 80 70 76
Langkah-langkah :
5.
Urutkan data dari terkecil
hingga terbesar
No urut= 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Nilai = 48 56 66 70 76 78 80 82 94
6.
Tentukan letak median
7.
Letak median =
=


8.
Nilai median adalah urutan
ke 5, yaitu 76
Cara mencari Median untuk
data berkelompok :
4.
Tentukan kelas median = 



5.
Tentukan median dengan rumus
:
![]() |
Md = Median
Bo = Tepi kelas bawah kelas
median
N = Banyaknya data Observasi
= Σf
Cf =
frekuensi komulatif kelas sebelum
kelas median


III.
METODE
PEMBELAJARAN
Diskusi
dalam kerja kooperatif, tanya jawab dan pemberian tugas
IV.
LANGKAH
PEMBELAJARAN
TAHAPAN
|
KEGIATAN GURU
|
KEGIATAN SISWA
|
PENDIDIKAN KARAKTER
|
WAKTU
|
KEGIATAN
AWAL
-
Panganjali umat
-
Mengecek kehadiran siswa
-
Motivasi
|
-
Bersama
siswa menghaturkan panganjali umat dan memberi salam
-
Mengabsen
siswa
-
Memotivasi
siswa terkait kegunaan materi dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan
pendekatan
-
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
|
-
Menghaturkan
panganjali umat dan memberi salam
-
Menyampaiakan
kehadiran kelas pada hari tersebut
-
Memperhatikan
guru
|
-
Sujud
bhakti terhadap Tuhan yang Maha Esa
-
Santun,
peduli, empati
|
5 menit
|
-
Apersepsi
|
- Mengingatkan kembali materi penyajian data
|
- Fokus dan bersiap-siap untuk mengikuti pelajaran
|
-
Santun,
peduli, empati
-
Kreatif,
percaya diri
|
5 menit
|
KEGIATAN
INTI
|
-
Mengarahkan
siswa membentuk kelompok
-
Membagikan
LKS kepada masing-masing kelompok
|
-
Memposisikan
diri dalam masing-masing kelompok
|
-
Disiplin,
tanggung jawab, perhatian
|
5 menit
|
Eksplorasi
-
Mengarahkan
setiap kelompok untuk mengerjakan LKS, berdiskusi dalam kelompoknya untuk
menemukan konsep dan rumus
-
Memantau
aktifitas siswa dalam masing-masing kelompok
|
- Mengerjakan LKS dengan disiplin dan bertanya kepada guru jika
ada masalah
|
- Kerja sama, tanggung jawab
- percaya diri, pantang menyerah
|
35 menit
|
|
Elaborasi
-
Meminta salah
satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya
-
Memberikan
kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi
|
-
mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya ke depan kelas
-
Kelompok lain
menanggapi hasil presentasi
|
-
Percaya diri,
tanggung jawab
-
Rasa ingin
tahu, disiplin, mandiri
|
15 menit
|
|
Konfirmasi
-
Memberikan
penegasan pada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya
-
Membimbing
siswa yang mengalami kesulitan
-
Membantu
merumuskan konsep dan jawaban yang benar
|
-
Memperhatikan
penjelasan guru untuk selanjutnya diterapkan
|
-
Perhatian,
disiplin, menghargai
-
Kreatif,
tanggung jawab, kemandirian
|
10 menit
|
|
PENUTUP
|
-
Mengarahkan
siswa untuk mampu menyimpulkan materi yang telah dibahas
-
Bersama
siswa membuat kesimpulan
-
Memberi
penilaian berupa kuis
-
Memberikan
pekerjaan rumah
|
-
Menyimpulkan
materi pembelajaran
-
Mengerjakan
kuis
-
Mencatat
pekerjaan rumah
|
-
Perhatian,
jujur, tanggung jawab
|
5 menit
|
Total
|
80
menit
|
V.
ALAT DAN
SUMBER BELAJAR
c.
Alat/Bahan Belajar
- Papan Tulis -
Penghapus
- Spidol - Kapur
d.
Sumber Belajar
-
Wardono, Agus. 2009. LKS
Kreatif untuk Kelas XI IA. Jawa Tengah: Viva Pakarindo
-
LKS Terstruktur Kelas XI
-
VI.
PENILAIAN
C.
Penilaian
Proses
Afektif:
1. Dengan
pengamatan langsung di kelas, guru mengamati aktivitas dan keaktifan siswa
dalam Tanya jawab.
2. Dengan
menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, serta
keaktifan pada saat mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru.
Format Penilaian Sikap
(pengamatan)
No.
|
Nama
Siswa
|
Aspek
yang Dinilai
|
Skor
|
Nilai
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||||
1
|
|||||||
2
|
|||||||
…
|
|||||||
Dst.
|
Keterangan: Rentang Skor 1- 4 dengan kriteria:
A
: Kehadiran di sekolah Tidak
pernah = 1
B
: Keaktifan tanya jawab Kadang
– kadang = 2
C
: Ketertiban di kelas Sering = 3
D
: Keantusiasan Selalu = 4
Kognitif
Dengan
menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya dalam pembelajaran
D.
Penilaian
Produk
Kuis (terlampir)
Tugas rumah (PR)
, Desember 2015
Guru Pamong Mahasiswa
…………….. ………………..
Dosen Pembimbing
………………………..
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
-5-
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Program : XI
/ IPA
Alokasi Waktu : 2
x 40 Menit
Standar Kompetensi
: Menggunakan aturan statistika,
kaidah pencacahan, dan sifat-sifat
peluang dalam pemecahan masalah
Kompetensi
Dasar :
Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak dan ukuran penyebaran data, serta
penafsirannya
Indikator : 1. Menentukan kuartil untuk data
tunggal
2. Menentukan kuartil untuk data berkelompok
III.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
E.
Ranah
Kognitif
Melalui
pelaksanaan bimbingan individu, diharapkan siswa dapat:
1.
Menentukan kuartil untuk data tunggal
2.
Menentukan kuartil untuk data berkelompok
F.
Ranah
afektif/karakter yang dikembangkan:
Terlibat
dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan siswa diberi kesempatan
melakukan penilaian diri terhadap kesadaran dalam menunjukkan karakter:
11. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter disiplin.
Diantaranya siswa jujur, mampu mengikuti komitmen, mencoba melakukan tugas yang
diberikan, menjadi teman yang baik dan membantu orang lain.
12. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatih karakter kerja keras. Diantaranya,
siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dan mengajukan ide
dan pendapat dalam setiap diskusi.
13. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter pantang menyerah.
Diantaranya, siswa mampu melakukan kegiatan eksperimen/mengerjakan soal-soal
untuk menjawab hipotesis yang diajukan dalam menjawab permasalahan yang
dihadapi.
14. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter teliti.
Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru dengan
cermat dan penuh ketelitian.
15. Dalam
proses pembelajaran, siswa dapat dilatihkan karakter kreatif.
Diantaranya, siswa mampu mengerjakan soal/tugas yang diberikan oleh guru atau
melakukan eksperimen dengan melakukan inovasi baru yang kreatif dan inovatif.
II.
MATERI
AJAR
Kuartil (Q)
Kuartil membagi data yang telah diurutkan menjadi empat bagian yang sama banyak.
1) Kuartil data tunggal
Urutkan data dari yang kecil ke yang besar, kemudian tentukan kuartil dengan rumus sebagai berikut:
Kuartil membagi data yang telah diurutkan menjadi empat bagian yang sama banyak.
1) Kuartil data tunggal
Urutkan data dari yang kecil ke yang besar, kemudian tentukan kuartil dengan rumus sebagai berikut:

Contoh:
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data : 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 6, 9, 10, 8, 3, 7, 12.
Jawab:
Langkah 1: urutkan data dari kecil ke besar sehingga diperoleh
3, 3, 4, 4, 4, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12.
1(15+1)
Langkah 2: Letak data Q1=–––––––– = 4
4
Jadi Q1 terletak pada data ke-empat yaitu 4
2(15+1)
Langkah 3: Letak data Q2=–––––––– = 8
4
Jadi Q2 terletak pada data ke-delapan yaitu 7
3(15+1)
Langkah 4: Letak data Q1=–––––––– = 12
4
Jadi Q3 terletak pada data ke-duabelas yaitu 8
2) Kuartil data kelompok
Nilai kuartil dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
Qi = kuartil ke-i (1, 2, atau 3)
L = tepi bawah kelas kuartil ke-i
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas kuartil
c = lebar kelas
f = frekuensi kelas kuartil
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data : 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 6, 9, 10, 8, 3, 7, 12.
Jawab:
Langkah 1: urutkan data dari kecil ke besar sehingga diperoleh
3, 3, 4, 4, 4, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12.
1(15+1)
Langkah 2: Letak data Q1=–––––––– = 4
4
Jadi Q1 terletak pada data ke-empat yaitu 4
2(15+1)
Langkah 3: Letak data Q2=–––––––– = 8
4
Jadi Q2 terletak pada data ke-delapan yaitu 7
3(15+1)
Langkah 4: Letak data Q1=–––––––– = 12
4
Jadi Q3 terletak pada data ke-duabelas yaitu 8
2) Kuartil data kelompok
Nilai kuartil dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
Qi = kuartil ke-i (1, 2, atau 3)
L = tepi bawah kelas kuartil ke-i
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas kuartil
c = lebar kelas
f = frekuensi kelas kuartil
Hamparan
Hamparan dirumuskan sebagai
H = Q3 – Q1
Simpangan Kuartil
Simpangan kuartil dirumuskan
sebagai

III.
METODE
PEMBELAJARAN
Diskusi
dalam kerja kooperatif, tanya jawab dan pemberian tugas
IV.
LANGKAH
PEMBELAJARAN
TAHAPAN
|
KEGIATAN GURU
|
KEGIATAN SISWA
|
PENDIDIKAN KARAKTER
|
WAKTU
|
KEGIATAN
AWAL
-
Panganjali umat
-
Mengecek kehadiran siswa
-
Motivasi
|
-
Bersama
siswa menghaturkan panganjali umat dan memberi salam
-
Mengabsen
siswa
-
Memotivasi
siswa terkait kegunaan materi dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan
pendekatan
-
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
|
-
Menghaturkan
panganjali umat dan memberi salam
-
Menyampaikan
kehadiran kelas pada hari tersebut
-
Memperhatikan
guru
|
-
Sujud
bhakti terhadap Tuhan yang Maha Esa
-
Santun,
peduli, empati
|
5 menit
|
-
Apersepsi
|
- Mengingatkan kembali materi Mean, Median, dan Modus untuk data
tunggal dan kelompok
|
- Fokus dan bersiap-siap untuk mengikuti pelajaran
|
-
Santun,
peduli, empati
-
Kreatif,
percaya diri
|
5 menit
|
KEGIATAN
INTI
|
-
Mengarahkan
siswa membentuk kelompok
-
Membagikan
LKS kepada masing-masing kelompok
|
-
Memposisikan
diri dalam masing-masing kelompok
|
-
Disiplin,
tanggung jawab, perhatian
|
5 menit
|
Eksplorasi
-
Mengarahkan
setiap kelompok untuk mengerjakan LKS, berdiskusi dalam kelompoknya untuk
menemukan konsep dan rumus
-
Memantau aktifitas
siswa dalam masing-masing kelompok
|
- Mengerjakan LKS dengan disiplin dan bertanya kepada guru jika
ada masalah
|
- Kerja sama, tanggung jawab
- percaya diri, pantang menyerah
|
35 menit
|
|
Elaborasi
-
Meminta salah
satu anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya
-
Memberikan
kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi
|
-
mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya ke depan kelas
-
Kelompok lain
menanggapi hasil presentasi
|
-
Percaya diri,
tanggung jawab
-
Rasa ingin
tahu, disiplin, mandiri
|
15 menit
|
|
Konfirmasi
-
Memberikan
penegasan pada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya
-
Membimbing
siswa yang mengalami kesulitan
-
Membantu
merumuskan konsep dan jawaban yang benar
|
-
Memperhatikan
penjelasan guru untuk selanjutnya diterapkan
|
-
Perhatian,
disiplin, menghargai
-
Kreatif,
tanggung jawab, kemandirian
|
10 menit
|
|
PENUTUP
|
-
Mengarahkan
siswa untuk mampu menyimpulkan materi yang telah dibahas
-
Bersama
siswa membuat kesimpulan
-
Memberi
penilaian berupa kuis
-
Memberikan
pekerjaan rumah
|
-
Menyimpulkan
materi pembelajaran
-
Mengerjakan
kuis
-
Mencatat
pekerjaan rumah
|
-
Perhatian,
jujur, tanggung jawab
|
5 menit
|
Total
|
80
menit
|
V.
ALAT DAN
SUMBER BELAJAR
e.
Alat/Bahan Belajar
- Papan Tulis -
Penghapus
- Spidol - Kapur
f.
Sumber Belajar
-
Wardono, Agus. 2009. LKS
Kreatif untuk Kelas XI IA. Jawa Tengah: Viva Pakarindo
-
LKS Terstruktur Kelas XI
VI.
PENILAIAN
E.
Penilaian
Proses
Afektif:
3. Dengan
pengamatan langsung di kelas, guru mengamati aktivitas dan keaktifan siswa
dalam Tanya jawab.
4. Dengan
menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan, serta
keaktifan pada saat mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru.
Format Penilaian Sikap
(pengamatan)
No.
|
Nama
Siswa
|
Aspek
yang Dinilai
|
Skor
|
Nilai
|
|||
A
|
B
|
C
|
D
|
||||
1
|
|||||||
2
|
|||||||
…
|
|||||||
Dst.
|
Keterangan: Rentang Skor 1- 4 dengan kriteria:
A
: Kehadiran Tidak
pernah = 1
B
: Keaktifan tanya jawab Kadang
– kadang = 2
C
: Ketertiban di kelas Sering = 3
D
: Keantusiasan Selalu = 4
Kognitif
Dengan
menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya dalam pembelajaran
F.
Penilaian
Produk
Kuis (terlampir)
Tugas rumah (PR)
LKS Kreatif Matematika Kelas XI
Semester Ganjil, Uji Kompetensi 11 halaman 27 No. 2.
, Desember 2015
Guru Pamong Mahasiswa
……………… ………………………………..
Dosen Pembimbing
……………………..